Ketertarikan Cathy pada travelling agaknya menular dari kegemaran orangtuanya yang kerap mengajak ia dan dua adiknya melakukan roadtrip. Tak kurang dari Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatra, Bali, dan Sulawesi telah dijelajahi dara kelahiran 8 Oktober 1982. Tak puas dengan suguhan lokal, Cathy pun telah mencicipi keindahan negara-negara di Eropa dan Asia. “Mengunjungi negara di luar Indonesia membentuk saya menjadi pribadi yang terus belajar dan open minded,” jawab Cathy sembari menambahkan ia selalu mencari souvenir magnet kulkas di tiap negara tujuan wisatanya.

Cathy berbagi cerita seru pengalamannya berlibur saat musim panas di Yunani beberapa waktu lalu bersama teman-temannya. “Kami naik perahu di Santorini seharian kemudian berenang di pulau yang active volcano dan airnya mengandung belerang,” kata Cathy yang berencana menyutradarai film pendek yang diangkat dari buku Rectoverso karya Dewi Lestari.

Cathy bermimpi suatu saat dapat menonton pertunjukan broadway di New York dan bertualang di hutan Amazon. “Ingin sih ke Amazon, sayangnya butuh biaya besar dan jauh,” tutur Cathy penuh harap. Keinginannya itu sedikit berbuah dengan ditunjuknya Cathy sebagai duta Sumatran Orangutan Society. “Saya tidak ingin sekadar embel-embel duta. Konkritnya saya mendatangi Taman Nasional Gunung Leuser untuk mengetahui secara langsung masalah lingkungan yang dihadapi orangutan,” kata Cathy yang rutin bertandang ke Bali, domisili orangtuanya.

Indonesia di mata Cathy memiliki kekayaan keberagamanan budaya dan alam yang tak tertandingi. “Saya melihat langsung pohon berusia ratusan tahun di Taman Nasional Gunung Leuser. Biodiversitas di Indonesia sungguh tinggi,” tutur Cathy penuh kekaguman. Wanita keturunan Perancis, Manado, dan Tionghoa itu yakin Indonesia mampu menjadi negara tujuan wisata nomor satu di dunia khususnya untuk mereka yang gemar adventure dan ekoturisme bergantung pada pengelolaan yang dilakukan segenap pihak.

*Artikel ini dimuat di Majalah Jia Xiang, Maret 2012