Sign up with your email address to be the first to know about new products, VIP offers, blog features & more.

Program Hajatan Bank DKI, Upaya Mendekatkan Diri kepada Warga Jakarta

foto12

Hajatan, silaturahmi Bank DKI dengan warga Jakarta

Nyok kite dateng ke Hajatan, nyok

Hajatan punye Bank DKI, nyok

Di sana banyak hadiahnye

Kejutan buat kite-kite.

Nah mau kan? Nih carenye

Buka Tabungan Monas atau buka Simpeda

Tingkatin saldonye dan transaksi mobilenya

Nyok semua pade ikut Hajatan Bank DKI

Rebut hadiahnye, total miliaran rupieh

Lagu tersebut menggema berulang-ulang di peluncuran program Hajatan Bank DKI di Bundaran Hotel Indonesia pada 16 Oktober lalu. Dalam acara yang berlangsung bersamaan dengan  Car Free Day tersebut  digelar serangkaian kegiatan yang tidak hanya melibatkan 3.500 karyawan Bank DKI, juga masyarakat. Agenda pertama yang dimulai pukul 7 adalah zumba competition yang diikuti tiga tim yang didominasi wanita. Selanjutnya masyarakat diajak zumba bersama. Tentunya kesempatan itu tak disia-siakan kalangan tua maupun muda, baik pria maupun wanita untuk berolahraga di pagi yang cerah.

foto1

Peserta zumba competition dengan kostum yang unik

foto19

Flash Mob di akhir acara bersama masyarakat

foto3

Keakraban direksi dan karyawan Bank DKI

foto4

Cosplay yang unik

Di waktu yang bersamaan, dilangsungkan pawai dari Bank DKI Wisma Nugra Santana melewati Jalan Sudirman dan berakhir di depan Hotel Mandarin Oriental. Pawai tersebut dimeriahkan dengan penampilan ondel-ondel, tanjidor, Abang None, hingga cosplay. Abang None dilakonkan oleh karyawan Bank DKI dari berbagai kantor cabang. Atraksi Palang Pintu digelar untuk menyambut rombongan pawai.

Mengapa dinamakan Hajatan? Dalam sambutannya, Direktur Bisnis Bank DKI Antonius Widodo Mulyono menjelaskan, diskusi internal Bank DKI menyimpulkan kata hajatan sudah dikenal umum. Selain itu hajatan adalah momen silaturahmi. Bahkan kemudian dicari kepanjangannya,  Hadiah Kejutan. “Program ini baru pertama kali kami adakan,” tutur Antonius.

foto6

Cosplay semakin memeriahkan suasana peluncuran program Hajatan Bank DKI

foto7

Masyarakat tak melewatkan kesempatan berfoto bersama pemeran cosplay

foto8

Wefie, fenomena masa kini yang sayang dilewatkan

Program Hajatan, undian berhadiah dengan total hadiah miliaran rupiah, diperuntukkan khusus bagi nasabah Tabungan Monas, Tabungan Monas Bisnis, Tabungan Simpeda, dan Tabungan iB Simpeda baik konvensional maupun syariah. Bagi siapapun yang ingin berpartisipasi dalam Hajatan dan belum menjadi nasabah, Antonius mempersilakan mereka mendatangi kantor cabang Bank DKI untuk membuka rekening. “Nasabah bisa meningkatkan jumlah saldo agar peluang memenangkan Hajatan ini menjadi lebih besar,” kata Antonius yang menjabat sebagai direktur bisnis sejak 18 Juni 2015.

foto9

Abang None dengan pakaian khas Betawi

foto10

Abang None yang tak lain karyawan Bank DKI

foto11

Semarak suasana peluncuran program Hajatan Bank DKI

Apa saja hadiah yang dipersembahkan Bank DKI kepada para pemenang? All New Toyota Fortuner, All New Toyota Kijang Innova, All New Toyota Avanza, Yamaha Mio, hingga ratusan batang emas. Program Hajatan Bank DKI periode pertama dimulai pada bulan Oktober sampai Januari 2017. Kemudian periode kedua akan diselenggarakan pada Januari sampai April 2017.

foto13

Tarian dengan nuansa Betawi mengawali prosesi peluncuran program Hajatan Bank DKI

foto14

Detik-detik peluncuran program Hajatan Bank DKI

foto15

All New Toyota Fortuner, salah satu persembahan Bank DKI dalam program Hajatan

Antonius menyampaikan, contoh komitmen Bank DKI agar lebih mudah menjangkau nasabah adalah kehadiran ATM yang tersebar di 267 kelurahan di Jakarta serta  kantor cabang yang tersedia sampai di pelosok kelurahan. Kartu ATM Bank DKI dapat dipergunakan di jaringan ATM Bersama dan Prima. “Acara pada pagi hari ini dimaksudkan juga agar Bank DKI lebih dekat kepada warga Jakarta karena Bank DKI pada dasarnya adalah banknya warga Jakarta,” tutur Antonius yang memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Gadjah Mada.

foto16

Direktur Bisnis Bank DKI Antonius Widodo Mulyono memberikan penjelasan terkait program Hajatan di hadapan wartawan dan blogger

foto17

Maskot Bang DeKI

foto18

Miniatur rumah adat Betawi

Antonius memaparkan, peluang menjadi pemenang Hajatan akan terbuka lebar bila nasabah menggunakan JakMobile, layanan perbankan Bank DKI melalui smartphone yang memberikan kemudahan dalam bertransaksi. Melalui penggunaan JakMobile, transaksi bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja seperti  cek saldo, cek mutasi, pembayaran pajak bumi dan bangunan, maupun membeli pulsa. Bank DKI akan terus meningkatkan fitur dan produk untuk menjadi bank ritel modern yang memberikan pelayanan terbaik kepada  warga Jakarta, khususnya nasabah. Rencananya pada akhir bulan November akan ada fitur yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan para nasabah.

Saat ini Bank DKI memiliki 1,8 juta nasabah yang dipandang Antonius sebagai akibat dari kebijakan, contohnya  600 ribu rekening Kartu Jakarta Pintar dan 72 ribu rekening PNS DKI Jakarta. Jumlah nasabah yang berasal dari masyarakat masih di bawah 1 juta.  Maka program Hajatan Bank DKI merupakan daya tarik agar warga Jakarta membuka rekening di Bank DKI. Selain itu melalui program Hajatan Bank DKI diharapkan nasabah yang  sebelumnya tidak aktif bertransaksi serta nasabah yang kurang aktif menambah saldo akan meningkatkan transaksinya dan menambah saldo. “Target perolehan dana dari program Hajatan ini Rp 3 triliun,” tutur Antonius.

Bank Pilihan Warga Jakarta

Jakarta adalah ibukota negara, pusat perekonomian dan pemerintahan. Antonius sadar Bank DKI beroperasi di Jakarta yang bersaing dengan begitu banyak bank besar. Untuk itu beliau ingin melalui peluncuran program Hajatan, Bank DKI menjadi bank pilihan warga Jakarta. Bank DKI berkomitmen  mengawal program Hajatan ini setelah diluncurkan. Program Hajatan tidak sekali dua kali diselenggarakan, melainkan  terus menerus secara berkesinambungan ke depannya.

Bank DKI terus meningkatkan kompetensi SDM seperti teller agar melayani dengan lebih baik dan ramah. Demikian juga customer service. Selain di bidang pelayanan, Bank DKI juga fokus di penjualan. “Karena itu hanya ada dua unit, yakni  teller dan customer service serta unit sales,” kata Antonius yang memperoleh gelar Magister Manajemen di Universitas Gadjah Mada.

Bagaimana memenangkan persaingan? Perbaikan layanan akan terus dilakukan. Antonius mengungkapkan, aset Bank DKI kira-kira Rp 40 triliun dengan pinjaman sebesar Rp 24,5 triliun dan tabungan (deposito, giro) sebesar Rp 30 triliun. Perlu dibedakan antara bank yang menyalurkan dana dan menarik uang untuk ditabung. Bank DKI  harus berhati-hati dalam berbisnis pinjaman supaya kualitasnya menjadi lebih bagus. Bank tidak boleh hanya bicara menarik simpanan. Harus diingat bahwa bank adalah lembaga intermediasi, menyimpan kelebihan dana masyarakat dan menyalurkan ke pihak yang membutuhkan. “Ketika menyalurkan dana, perlu diperhatikan tata caranya karena kita harus memilih mereka yang membutuhkan. Kebutuhannya untuk apa,” ujar Antonius.

Mobil kas keliling yang dihadirkan pada peluncuran program Hajatan Bank DKI dimaksudkan meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah. Selain itu berfungsi sebagai media pemasaran Bank DKI untuk mempeluas jangkauan pelayanan kepada nasabah. Di mobil kas tersebut nasabah dapat melakukan pembukaan rekening tabungan serta setor dan tarik tunai.

foto2

Mobil kas keliling, bukti komitmen Bank DKI melayani nasabah

Bank DKI merupakan bank pembangunan daerah dengan 99,91% saham dimiliki oleh Pemprov DKI Jakarta dan 0,09% dimiliki PD Pasar Jaya. Dalam pandangan Antonius, Bank DKI tidak boleh hanya mengandalkan dan bergantung kepada dana dari pemprov. Dana tersebut akan dipelihara karena bagaimanapun Bank DKI dimiliki pemprov. Bank DKI selain berusaha menarik warga Jakarta menyimpan uangnya, juga menyalurkan dana dalam bentuk pinjaman kepada warga Jakarta. Tujuannya meningkatkan dana di luar pemprov. Kredit yang digulirkan Bank DKI diantaranya kredit modal kerja dan kredit usaha rakyat. “Daya tarik seperti yang kami lakukan melalui program Hajatan saat ini sudah banyak dilakukan  bank sebelah,” tutur Antonius.

Antonius mengomentari kartu Jakarta One yang telah diluncurkan saat Festival Smart Money Smart City pada Juni lalu. Menurutnya Jakarta One yang merupakan kartu identitas elektronik dan alat pembayaran tidak dimonopoli Bank DKI.  Pemprov DKI Jakarta menggandeng Bank DKI sebagai pihak perbankan. Pada masa mendatang data yang tercantum pada kartu Jakarta One akan digunakan pemprov untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terkait perbaikan sarana publik, misalnya subsidi bagi penghuni rumah susun.

2 Komentar
  • dinamars
    30 Oktober 2016

    nyok kita buka tabungan di bank DKI rame-rame 😀

    • Ona
      30 Oktober 2016

      Nyokkkk