Sign up with your email address to be the first to know about new products, VIP offers, blog features & more.

Perjuangan Indonesia Merebut Medali Pertama di Ajang Olimpiade

Poster-film-3-Srikandi-1

Film 3 Srikandi menjadi sarana pengingat bahwa Indonesia pernah meraih medali di ajang olimpiade

Tergambar peristiwa

Yang tlah kita hadapi bersama

Kilauan peluh dan air mata

Membakar api yang membara

Kita melangkah bersama

Mewujudkan mimpi menjadi nyata

Satu asa dan sejiwa

Untuk meraih cita tundukkan dunia

Soundtrack film 3 Srikandi ‘Tundukkan Dunia’ tersebut berulang kali menggema saat kami antre menukarkan undangan dengan tiket. Tanggal 27 Juli 2016 lalu diselenggarakan gala premiere film 3 Srikandi di Blitz Grand Indonesia. Pada 4 Agustus 2016 film 3 Srikandi akan dirilis di bioskop-bioskop.

Ada empat hal yang menjadi fokus film 3 Srikandi, yakni impian versus politik, impian versus keluarga, impian versus tanggung jawab, dan impian versus cinta. Impian versus politik mengetengahkan atlet panahan berprestasi, Donald Pandiangan atau Pandi (diperankan Reza Rahadian) yang kecewa atas sikap pemerintah Indonesia yang tidak mengirimkan atletnya ke Olimpiade Moscow tahun 1980. Sikap tersebut merupakan bentuk protes Indonesia terhadap invasi Uni Soviet ke Afghanistan.

Pandi, Robin Hood Indonesia itu kemudian menghilang. Hingga delapan tahun kemudian Sekjen Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Udi Harsono (diperankan Donny Damara) berusaha mencari Pandi. Kehidupan Pandi sungguh berbeda. Ia bekerja di sebuah bengkel. Pada malam hari  kerap menghabiskan waktu di bar. Udi menawarkan Pandi melatih tiga atlet panahan putri yang akan bertarung di Olimpiade Seoul. Pandi yang temperamental tak segera menjawab tawaran tersebut. Masih terbayang dalam benaknya kekecewaan di masa lampau. Sampai suatu hari ia mendatangi kantor Udi. Pandi mengajukan syarat untuk melatih atlet putri dengan metodenya sendiri.

Impian versus keluarga menyajikan Kusuma Wardhani atau Suma (diperankan Tara Basro) yang harus menghidupi keluarganya di Makassar. Sementara ia memiliki tekad kuat menjadi atlet panahan yang mewakili provinsinya dalam seleksi olimpiade di Jakarta. Sesaat sebelum berangkat Suma menerima surat yang menyatakan ia lolos sebagai PNS. Suatu hal yang dicita-citakan sang ayah selama ini. Dilema. Di satu sisi Suma ingin mewujudkan mimpinya. Di sisi lain ada orangtua dan adik-adik yang harus dinafkahi. Namun Suma membulatkan tekad mengikuti kata hatinya.

Di Surabaya ada Lilies Handayani (diperankan Chelsea Islan) yang memperjuangkan cinta bersama kekasihnya sesama atlet. Sang bunda, seorang mantan atlet tak menyetujui hubungan tersebut. Beliau telah menyiapkan seorang pria kaya untuk menjadi pendamping hidup anaknya. Dalam pandangannya memiliki pasangan sesama atlet tak menjamin hidup di masa depan.

Sementara di ibukota Nurfitriyana atau Yana (diperankan Bunga Citra Lestari) berusaha menyeimbangkan kehidupannya sebagai atlet panahan dan tuntutan menyelesaikan kuliah dari sang ayah. ‘Kamu boleh buat bangga negara ini 1000 kali tapi tidak buat keluarga ini,’ demikian perkataan keras sang ayah ketika Yana menunjukkan medali kemenangannya di sebuah pertandingan.

 

Mengingatkan

Tiga atlet itu berkumpul di Jakarta bersama atlet lainnya. Setelah melalui sejumlah tahapan seleksi, Suma, Lilies, dan Yana ditetapkan sebagai atlet yang bersiap menjadi wakil Indonesia di ajang Olimpiade Seoul. Sukabumi dipilih sebagai lokasi latihan. Pandi melatih mereka dengan keras dan disiplin. Setiap pagi mereka harus berlari dengan jarak yang terbilang jauh. Selain itu berlatih memanah di atas drum untuk menjaga keseimbangan.

Jiwa muda membuat mereka tak jarang melakukan kenakalan, seperti pergi tanpa sepengetahuan Pandi ke bioskop. Atau Suma yang diam-diam menjalin cinta dengan pelatih atlet panahan putra Adang (diperankan Detri Warmanto). Hingga Suma, Lilies, dan Yana yang bernyanyi mengikuti radio dengan volume tinggi sambil menari. Dalam film yang disutradasi Iman Brotoseno tersebut dihadirkan salah satu lagu lawas, yakni Ratu Sejagat Semalam yang dibawakan Vonny Sumlang.

Suatu ketika Perpani memantau perkembangan latihan tiga atlet putri. Di luar dugaan, skor yang tergolong baik selama berlatih nyatanya rendah. Pandi terlihat kecewa. Udi mempertanyakan latihan yang selama ini mereka lakukan. ‘Beri aku satu kesempatan sekali lagi,’ kata Pandi berjanji.

Pandi berintrospeksi. Adang pernah mengeluhkan metode latihannya yang terlalu berat apalagi untuk atlet putri. Selanjutnya Pandi melakukan perubahan. Suma, Lilies, dan Yana diberi waktu tiga hari untuk pulang ke rumah masing-masing. Lokasi latihan yang selama ini dilakukan di halaman dipindahkan ke tepi pantai. Debur ombak yang menghantam karang sekilas mengacaukan pikiran. ‘Fokuskan pikiran kalian pada papan target, tidak pada yang lain,’ pesan Pandi.

Tibalah saatnya Pandi bersama Suma, Lilies, dan Yana bertolak ke Seoul. Lilies yang masih terguncang akibat meninggalnya sang bunda harus merelakan gugur di babak pertama pertandingan. Hanya tertinggal Yana dan Suma. Peringkat mereka yang terus naik ternyata tak disukai kontingen dari Amerika Serikat.

Ketika Yana berjalan menuju toilet, seorang atlet panahan menyepak kakinya. Ia terjatuh. Bahu yang sakit menyulitkan Yana menarik busur. Suma yang tak mengetahui kejadian tersebut merasakan keanehan pada diri Yana. Namun kekuatan fokus Yana mengalahkan rasa sakitnya. Medali perak berhasil mereka genggam mengalahkan Amerika Serikat.

Kebanggaan terpancar dari wajah Pandi menyaksikan atlet yang selama ini dilatihnya berhasil menorehkan prestasi yang diinginkannya terjadi pada masa ia menjadi atlet. Film 3 Srikandi yang diproduseri Raam Punjabi seakan menjadi mengingatkan bahwa Indonesia pernah sukses meraih medali pertamanya di olimpiade. Terlebih pada 5 Agustus mendatang akan diselenggarakan pembukaan Olimpiade Rio. Atlet Indonesia akan mengikuti 10 cabang olah raga, salah satunya panahan. Nurfitriyana bertindak sebagai pelatih. Film 3 Srikandi yang berdurasi 90 menit ini  20% diantaranya fiktif. Ada unsur drama dan komedi yang menjadikan film ini tidak berjalan monoton. Saksikan film 3 Srikandi ini di bulan Agustus, bulan nasionalisme!