Sign up with your email address to be the first to know about new products, VIP offers, blog features & more.

Maker Movement dan Inovasi, Menciptakan Ekonomi Kreatif

Menurut Adiatmo Rahardi, bergabung di komunitas mendatangkan pengalaman yang lebih.

Menurut Adiatmo Rahardi, bergabung di komunitas mendatangkan pengalaman yang lebih.

Indonesia sejatinya tak perlu bergantung kepada produk buatan luar negeri. Perlu dipupuk kecintaan membuat produk sendiri. Melalui pemasaran yang tepat, produk lokal dapat membawa Indonesia menjadi bangsa yang berdiri di atas kaki sendiri.

Maker Movement, menurut techno scientist dan pendiri Komunitas Robot Adiatmo Rahardi, adalah gerakan untuk berkreasi dan menghasilkan karya yang dibuat sendiri oleh para maker. Karya yang dihasilkan antara lain robot, kerajinan tangan, kamera lubang jarum, dan sebagainya. “Di awal membangun sebuah fundamental bisnis butuh mentalitas entrepreneurship yang kuat,” tutur Adi dalam diskusi bertajuk Maker Movement dan Marketing yang diadakan Organisasi Serempak di Kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada 14 Agustus 2015 lalu.

Terkait hal tersebut, Adi menyinggung kedisiplinan yang semakin memudar di generasi saat ini. Sementara tidak ada yang mengawasi pekerjaan seorang entrepreneur. Untuk itu dibutuhkan sikap dalam bekerja. Pasalnya cara bekerja itu yang dilihat mereka yang akan bekerja bersama entrepreneur itu. “Apalagi pekerjaan para maker, ada deadlinenya. Lewat dari itu, momentumnya menjadi sia-sia,” kata Adi.

Peserta yang terdiri dari anggota Komunitas Robot dan blogger serius menyimak penjelasan maker movement.

Peserta yang terdiri dari anggota Komunitas Robot dan blogger serius menyimak penjelasan maker movement.

Adi berbagi pengalaman mengenai Maker Movement Fair yang diselenggarakan di Atamerica pada Juli lalu. Acara tersebut diikuti 10 komunitas, seperti komunitas robot, 3D printing, drone, internet optic, rajut, hingga sablon. Seluruh komunitas itu bergabung dalam wadah bernama Makernesia atau Maker Indonesia dengan mengacu ke Maker Movement di seluruh dunia. “Akan dibuat rumah para maker, yaitu Maker Basecamp yang dilengkapi 3D printing dan peralatan manufacturing,” kata Adi, penerima The Most Influential IT Figure dari CHIP Magazine Indonesia tahun 2012.

Makernesia didukung oleh beberapa MNC, yakni Intel, GE, dan Microsoft. Tujuannya menyiapkan generasi muda untuk siap berkreasi serta membuat barang sendiri dan dipasarkan. Diharapkan ekosistem tersebut mampu mendorong gerakan membuat sendiri. Sebenarnya anak muda Indonesia memiliki kemandirian dan tidak perlu bergantung kepada barang branded yang mahal. “Fundamental yang kuat membantu kita saat menjadi pemimpin perusahaan atau organisasi, khususnya dalam memilah informasi yang begitu banyak. Untuk itu harus dimulai dari menjadi anak buah,” jelas Adi.

Kemunculan para maker mendukung ekonomi kreatif bangsa. Pola hidup berubah dari konsumtif (konsumen) menjadi produktif (produsen). Kalau bisa barang yang dihasilkan para maker diekspor. Ke depan Adi ingin membuat program Maker Kids guna membiasakan anak berkreasi. Dibandingkan maker movement di luar negeri yang telah berjalan beberapa tahun lalu, Indonesia boleh dikatakan terlambat memulai. “Di Amerika bahkan sudah dibuat kurikulum atau silabus. Anak-anak diajarkan berkreativitas sejak dini, membuat robot sampai farming. Hasilnya mereka tajam di satu bidang,” ujar Adi.

Adi menilai, maker movement harus digerakkan di Indonesia dan merupakan tanggung jawab bersama. Produktif dan konsisten berkarya akan membuat para maker dipandang dan memiliki self branding. Selain itu diperlukan kolaborasi, misalnya blogger dan maker. Karya para maker diulas oleh blogger. “Kegiatan kami ada di Bulungan, Pancoran, dan Indoestri Maker Space di Cengkareng,” kata Adi yang ke depannya ingin memfokuskan pada siswa SMP dan SMA sebab mereka paling dekat dengan sosial media.

Pentingnya Kolaborasi

Terkait dengan penjelasan Adi mengenai karya yang dihasilkan para maker, pakar digital marketing Robert AB memberikan tips-tips marketing. Menurut ahli manajemen Peter Drucker, ada dua hal yg membuat seseorang sukses dalam bisnis, yaitu pemasaran dan inovasi. UNESCO mendefinisikan inovasi sebagai, ‘the implementation of a new or significantly improved product (good or service), or process, a new marketing method, or a new organisational method in business practices, workplace organisation or external relations’.

Menurut Robert AB, inovasi mampu meningkatkan kualitas dan menciptakan pasar baru.

Menurut Robert AB, inovasi mampu meningkatkan kualitas dan menciptakan pasar baru.

Sementara Carlson dan Wilmot mengartikan, ‘…innovation is the process that turns an idea into value for the customer and results in sustainable profit for the entreprise’. Inovasi tidak melulu bicara produk. Inovasi bisa dilakukan dalam hal organisasi, cara bekerja, marketing, sampai teknologi. “Cara bekerja perusahaan kreatif di dunia sangat berbeda dengan cara bekerja perusahaan pada umumnya. Contohnya Google. Di tengah kerja Anda bisa nonton TV atau gym asal pekerjaan selesai sesuai deadline,” ujar Robert, faculty member di School of Marketing Binus Business School.

Robert menggambarkan inovasi teknologi dalam kisah berikut, tahun 2000an belum ada MMS. Kini pesan ojek menggunakan aplikasi. Inovasi harus bernilai secara sosial maupun komersial dan profitable. Terdapat dua jenis inovasi, yaitu incrimental dan radical. Inovasi incrimental artinya menambahkan dari yang lama dengan tujuan merespon kebutuhan pasar. “Nokia tahu manusia mudah bosan. Maka ia membuat inovasi dalam casing yang lebih sederhana,” kata Robert.

Sementara inovasi radical adalah teknologi yang baru menciptakan pasar yang baru. Robert mencontohkan, Nokia yang tidak banyak melakukan inovasi, sampai akhirnya muncul Blackberry dengan Blackberry Messenger (BBM). Namun setelah suksesnya BBM, tidak muncul inovasi yang radical. Ini penyakit para inovator, extension of existing product.

Di sela-sela penjelasan pembicara, peserta dapat mendiskusikan topik yang dibahas.

Di sela-sela penjelasan pembicara, peserta dapat mendiskusikan topik yang dibahas.

Mengapa perusahaan butuh inovasi? Ternyata inovasi meningkatkan kualitas.  50% inovasi menambah pasar baru. Robert mencontohkan, surabi yang sudah dikenal lama. Sekarang ada surabi dengan topping keju, sosis, sampai kornet. Alhasil pengusaha semakin kaya karena menciptakan pasar. “Pilih pasar yang mau membayar inovasi Anda dan developing positioning of your product or brand,” tutur Robert yang meraih gelar Master Marketing Management di Universitas Indonesia.

Guna menciptakan pemasaran inovasi yang berkelanjutan, harus ada research yang terus-menerus. Harus tercipta innovation culture dan ada sekumpulan orang dengan value (prinsip kerja) yang sama. Robert menganjurkan perusahaan mengundang orang dari luar untuk mengoreksi pekerjaan. Selain itu sikap adaptif, jangan terlalu kaku, menerima masukan dari siapapun.

Awal inovasi adalah kreativitas. Robert memandang faktor munculnya kreativitas berasal dari keluarga dan lingkungan. Bagaimana menciptakan kemampuan berpikir kreatif? Langkah sederhana, jangan pulang lewat jalan yang sama, jangan konsumsi makanan yang sama dalam satu minggu. Kalau Anda melakukan hal tersebut, daya kreativitas Anda terstimulus dan Anda hidup dalam pola itu. “Saat Anda punya kemampuan kreativitas yang tinggi, Anda bisa melihat yang tidak dilihat, seen the unseen,” kata Robert yang memfokuskan penelitiannya pada consumer insight, brand management, marketing communication, dan service marketing.

Robert menekankan pentingnya kolaborasi. Biarkan ahli teknologi menjadi pakar di bidangnya. Jangan biarkan ahli teknologi menjadi ahli marketing, berantakan! Demikian sebaliknya. Bagi Robert, semua profesi itu baik ketika dikerjakan dengan kualitas bagus. Yang tidak bagus adalah antarprofesi tidak melakukan kolaborasi atau setiap orang menganggap dirinya superman. “Orang yang hebat adalah orang-orang independen yang menciptakan ketergantungan,” kata Robert.

Martha Simanjuntak mengajak para maker dan blogger berkolaborasi.

Martha Simanjuntak mengajak para maker dan blogger berkolaborasi.

Ketua Organisasi Serempak Martha Simanjuntak menyampaikan, tujuan diskusi  adalah memperkenalkan industri kreatif kepada peserta terkait pembuatan dan pemasarannya. Sementara itu Koordinator Kemitraan dan Promosi Organisasi Serempak Ani Bertha, menjelaskan Serempak adalah portal yang mengulas seputar perempuan dan anak. Tujuannya adalah melibatkan masyarakat untuk berkontribusi, memberikan informasi seputar perempuan dan anak. Ada beberapa kategori artikel, antara lain kesehatan dan kecantikan, hukum dan kebijakan, serta karier dan pengembangan usaha. “Serempak berdiri sendiri dan didukung oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,” kata Ani.

Ani Bertha mengundang blogger dan maker menampilkan karya di portal Serempak.

Ani Bertha mengundang blogger dan maker menampilkan karya di portal Serempak.

Ani mengajak para blogger dan maker mengirimkan berita, artikel, ide, atau opini ke Serempak, misalnya kasus kekerasan pada anak atau kekerasan dalam rumah tangga. Dimuatnya artikel tersebut di Serempak selain menambah portofolio maker atau blogger, juga menjadikan perempuan Indonesia lebih cerdas serta terhindar dari kemiskinan dan keterbelakangan. “Kalau teman-teman ingin menyelenggarakan event, bisa mengundang Serempak,” tutur Ani.

0 Komentar
  • Ani Berta
    28 Agustus 2015

    Semoga semua pihak bisa kolaborasi untuk menciptakan karya yang berkualitas ya 🙂
    Dan mendorong pengguna menjadi maker movement 🙂

  • cahyanto ngapak.id
    28 Agustus 2015

    semoga industri, dan karya anak negeri bisa bersaing dengan produk luar, Bangga pakai produk dalam negeri…

    • Ona
      28 Agustus 2015

      Kini saatnya menunjukkan Indonesia adalah bangsa yang besar dengan bangga menggunakan produk dalam negeri

  • Ona
    28 Agustus 2015

    Setuju Teh Ani. Ayo kita ubah diri kita masing2 dari konsumen menjadi produsen

  • nancy duma
    28 Agustus 2015

    Saya ingat dulu di sekolah diajarkan bikin hiasan dr sabun dan gips, jg nyablon. Tp krn hy sebentar, udah lupa semua caranya.

    • Ona
      29 Agustus 2015

      halo Nancy. Iya, dulu waktu sekolah diajarin beberapa DIY tp skrg klau suruh ulang kayanya dah lupa deh, haha.